Minggu, 30 November 2014

DESAIN PELATIHAN

Pertemuan ke 7 : Desain Pelatihan
berikut rangkuman pertemuan ke tujuh , tentang desain pelatihan :
 
A.    Perumusan tujuan dan manfaat pelatihan
Perumusan tujuan dan manfaat pelatihan sebaiknya mengikuti kaidah seperti berikut.
1.      Menunjukkan sasaran kinerja yang mesti dapat dilakukan oleh partisipan setelah mengikuti kegiatan pelatihan
2.      Sasaran kinerja sebaiknya bersifat spesifik, relevan dengan tugas, dan dituliskan dengan jelas
3.      Sasaran kinerja mengacu pada profil kompetensi yang telah ditetapkan
4.      Sebaiknya diawali dengan kata kerja
B.     Perumusan Kurikulum Pelatihan
Salah satu aspek yang mendorong keberhasilan sebuah program pelatihan adalah adanya materi atau bahan pelatihan yang bermutu bagus. Setelah tujuan dirumuskan, maka langkah berikutnya adalah menyusun kerangka kurikulum pelatihan. Langkah dalam menyusun kurikulum pelatihan adalah sebagai berikut :
1.      Sebutkan judul pelatihan secara ringkas, jelas dan mencerminkan isi training
2.      Uraikan tujuan pelatihan
3.      Kembangkan dan jelaskan sejumlah topik pokok pelatihan - kemudian masing-masing topik tersebut, diuraikan lagi secara lebih detil dalam beberapa sub-topik.
4.      Sebutkan pula durasi untuk keseluruhan pelatihan dan juga untuk setiap topiknya
Sebutkan juga model pemberian pelatihan yang akan dilakukan
C.    Penyusunan jadwal
Jadwal pelaksanaan pelatihan sebaiknya disusun berdasarkan pada beberapa syarat berikut ini, yaitu :
1.      Disesuaikan dengan kalender diklat
2.      Durasi waktu disesuaikan dengan capaian kompetensi yang diinginkan
3.      Calon peserta diklat sudah ada kepastian
4.      Jadwal instruktur yang sudah pasti untuk mengisi materi
5.      Sosialisasi jadwal kegiatan diklat cukup dan tepat sasaran
D.    Training climate
Training climate atau yang biasa disebut dengan suasana pelatihan ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu suasana pelatihan yang baik dan suasana pelatihan yang tidak baik.
Suasana pelatihan yang baik dapat terwujud apabila sifat pelatih yang mudah akrab serta dekat dan peduli dengan peserta, dan juga terbuka dan tidak segan berbagi wewenang serta tanggung jawab .
Adapun suasana pelatihan yang tidak baik dapat terwujud apabila sifat pelatih yang tidak ramah, selalu mencela, sombong/angkuh, dan persuasi/suka mendesak.
E.     Trainees learning style
Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola, dan menyampaikan informasi, maka cara belajar peserta pelatihan terbagi menjadi 3, yaitu :
1. Gaya belajar visual, gaya belajar seperti ini memudahkan peserta menyerap ilmu pengetahuan melalui tampilan/gambar
2. Gaya belajar auditorial, gaya belajar seperti ini memudahkan peserta menyerap ilmu pengetahuan dengan mendengarkan langsung materi yang disampaikan
3. Gaya belajar kinestetik, gaya belajar seperti ini memudahkan peserta menyerap ilmu pengetahuan dengan mempraktikan langsung materi yang dijelaskan
4. Gaya belajar converger, yaitu peserta yang mengutamakan konsep-konsep dan aktif melakukan eksperimen
5.   Gaya belajar diverger, yaitu peserta yang mengutamakan pengalaman konkrit. Peserta memiliki imajinasi yang kuat
6.   Gaya belajar assimilator, yaitu peserta yang mengutamakan konsep-konsep dan mengaplikasikannya melalui pengamatan
7. Gaya belajar accommodator, yaitu peserta yang mengutamakan pengalaman konkrit dan selalu melakukan eksperimen.
F.     Training strategies
Salah satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program pelatihan adalah ketepatan penggunaan strategi atau teknik pelaksanaan pelatihan. Akan tetapi, pemilihan strategi bukan pekerjaan yang mudah karena tidak ada strategi yang tepat untuk berbagai situasi. Dalam pelaksanaan pelatihan, perlu diperhatikan hubungan antara pelatih dengan peserta. Hubungan di antara keduanya dapat berupa hubungan interaktif, proaktif, dan juga reaktif.
G.    Training topics
Pemilihan topik pelatihan yang tepat sangat mendukung jalannya pelaksanaan pelatihan yang baik pula. Topik pelatihan termasuk pada kegiatan perencanaan program pelatihan. Menyusun topik pelatihan harus sesuai dengan metode dan sarana pelatihan yang akan digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar